Setelah dipunggah keluar semua masalah dalam hati, lelaki muda itu memandang tepat ke wajah Pak Tua yang sudi mendengar kisahnya.Pak Tua melakar senyuman yang sungguh dalam maknanya.Pak Tua bangun tanpa mengucapkan sepatah perkataan pun.
Pak Tua masuk ke dalam rumahnya, selang beberapa minit kemudian ia keluar sambil membawa segelas air . Sebelah lagi tangannya memegang sebungkus kopi.Kemudian Pak Tua memulakan bicara : "Hari ini kamu perlu belajar sesuatu, wahai orang muda. Pak Tua akan masukan dalam gelas ini tiga sudu kopi. Kemudian kamu minumlah dan abiskan kesemuanya"
Pak Tua menghulurkan air kopi tanpa gula itu kepada pemuda tersebut.Pemuda itu pun minum . Pak Tua terus bertanya " Bagaimana rasanya?. Pahit bukan!. Kalau begitu mari ikut Pak Tua ke sebuah perigi di belakang rumah".
Setelah sampai, Pak Tua mencampakan baki kopi yang ada di dalam bungkusan ke dalam perigi yang kelihatan jernih airnya. Lalu ia menceduk air perigi menggunakan gelas yang ada di tangannya.Pak Tua berkata " Tadi Pak Tua baru masukan serbuk kopi yang sama sukatan dengan sebelumnya dalam perigi ini,sekarang kamu cuba rasa air ini, cuba kamu katakan apa yang kamu rasa?". Pemuda itu menjawab "Rasanya lembut dan manis".
Pak Tua menepuk bahu orang muda itu dan menarik ia rapat ke sisinya. Lalu Pak Tua berkata :
Wahai anak muda, begitulah perumpamaan kepahitan hidup yang menimpa hidup seseorang.Kalau diterima dengan hati yang sempit dan jiwa yang celaru nescaya orang tersebut pasti merasai kesengsaraannya.Namun, jika diterima dengan hati yang lapang dan jiwa yang redha dengan ketentuan Allah, nescaya kepahitan dan kesengsaraanya itu akan hilang".
*Saya mengambil kisah ini daripada seorang ustaz di sekolah saya dahulu dan saya menjadikan kisah ini sebagai panduan untuk saya tetap tenang ketika saya ditimpa pelbagai masalah atau kekusutan. =)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan